seperti puzzle yang terserak, berisi coretan tentang keping-keping ingatan akan kejadian, pikiran, dan perasaan.
Rabu, 14 Maret 2012
TERUS BERJALAN
Dua hari ke kantor dengan berjalan kaki, rasanya memberikan saya ruang untuk berpikir ulang tentang hidup yang saya jalani, tentang target yang ingin saya capai, tentang semua hal yang melintas di hadapan saya saat ini.
Dan pagi ini, di sebuah acara musik pagi saya kembali diingatkan melalui sebuah lagu. Liriknya sederhana, tetapi cukup menyentak kesadaran saya tentang apa yang sedang saya jalani saat ini.
*
hidup terlalu bengis saat kau coba terus ratapi
hidup adalah perjuangan meski tak mudah kau taklukkan
mana senyuman manismu dulu, tunjukkan itu padaku
usaplah air matamu lalu bilang bahwa kau mampu
berjalanlah walau tertatih kawan
hadapi dunia dengan senyuman
di sini ku ada untukmu genggam tangan
kita bersenang-senang
(tetap berjalan kawan, aku ada untukmu tuk selalu
di siniku ada untukmu, kita bersenang-senang)
Yak! Hidup mungkin tidak selalu menyediakan pilihan yang kita inginkan. Dan kita sering lupa bahwa bukan hidup yang membuatkan pilihan untuk kita jalani, karena kita sendiri lah yang harus membuat pilihan-pilihan untuk dijalani.
Berada di titik terendah kadang membuat kita tidak dapat lagi berpikir tentang pilihan apa yang memadai. Kembali berpikir tentang apa yang diinginkan, seakan memancing peperangan antara hati dan otak yang bekerja atas dasar logika.
Saya tidak hanya berpikir tentang saya, tapi juga mereka, dan kami. Kadang saya ingin berlaku egois dan hanya berpikir tentang “saya”, hingga pernyataan ke-aku-an pun muncul, “kenapa saya harus berpikir ‘mereka’? apakah mereka juga berpikir tentang ‘saya’?” Dan sekali lagi, terimakasih Tuhan yang Maha Baik tidak mematikan nurani saya hingga ke-aku-an itu tidak terus-terusan menang (walau kadang saya ingin).
Nasehat dari seorang teman berikut ini terus saya ingat dan menjadi sedikit pegangan saat saya melangkah, “Jangan pergi dengan kemarahan, jangan membuat keputusan dengan emosional, kalau kamu akan melangkah ke arah yang lain, lakukan bukan karena ingin meninggalkan yang ada sekarang, tetapi karena ada hal lain yang lebih besar, hal lain yang ingin dicapai, di depan sana.”
Hari ini, saya kembali berjalan, mengukur kembali jarak yang ingin saya capai. Terimakasih untuk senyuman-senyuman yang selalu ada untuk meneduhkan saat saya kelelahan berjalan.
*Terus Berjalan, by Naff
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hallo mbak, I fans you lho....
BalasHapusHalo... terimakasih yah sudah mampir di blog saya :)
BalasHapus