Disclaimer : Postingan kali ini bukan tentang film
walaupun masih seputar permasalahan yang sama
Sudah nonton film “Kapan Kawin”?
Inti filmnya tentang seorang wanita karier yang sukses di usia 30-an yang kerap
mendapatkan hujan pertanyaan, “Kapan Kawin?” dari orangtua dan lingkungan
sekitarnya. Saya menonton film ini dengan salah seorang sahabat yang kurang
lebih kondisi kami berdua serupa dengan tokoh wanita dalam film tersebut (walaupun
dengan takaran kesuksesan yang cukup berbeda hehehe). Sepanjang film rasanya suara
tawa kami terdengar paling keras di dalam studio karena latar cerita yang
memang “gue-banget.”
Pertanyaan “Kapan Kawin” adalah
pertanyaan sakral yang mulai muncul di usia akhir 20an dan frekuensi munculnya
pun meningkat secara signifikan seiring dengan pertambahan usia. Setiap kali
Idul Fitri atau acara kumpul-kumpul (termasuk kumpul keluarga, tetangga, reuni
sekolah dan semua bentuk kumpul2) adalah ajang melatih kreativitas membuat
jawaban untuk pertanyaan, “Kapan Kawin?”
Perasaannya? Awalnya kesal, lalu lama-kelamaan
mulai kebas dan terbiasa (walaupun gak bisa juga dibilang cuek). Mungkin mereka
terlalu sayang dan peduli jadi terus-menerus menanyakan hal yang sama. Walaupun
peduli dan mau tau urusan orang itu bedanya tipis sih hehehe
Kadang-kadang yang bertanya itu
mungkin niatnya tulus-murni bertanya, walaupun kadang lupa kalau pertanyaan itu
perlu dibarengi dengan empati. “Makanya jangan kerja terus”, “Kebanyakan
pilih-pilih sih,” “apa yang dicari sih? Mau yang kayak gimana? apalagi yang
ditunggu?” Ah, andai mereka tahu kalau saya pun tidak punya jawabannya, apalagi
menerawang kapan dan dengan siapa saya kelak akan menikah.
Memasuki usia 30 tahun, saya pun
sampai pada satu titik untuk berserah diri. Keyakinan bahwa semua akan indah
pada waktunya. Allah SWT Maha Tahu waktu yang terbaik untuk mempertemukan saya
dengan jodoh saya kelak, dan juga dengan cara yang terbaik. Lalu, sebagai
makhlukNya kenapa kita harus meragu dan mempertanyakan sesuatu yang sudah
menjadi ketentuanNya? Dan saya pun jadi lebih santai untuk menjawab setiap kali
mendapatkan pertanyaan, “Kapan Kawin?”.
Jangan lupa berdoa dan terus percaya bahwa Allah selalu memiliki rencana
yang indah untuk setiap hambaNya.
Oh ya daripada sibuk bertanya (atau mempertanyakan), lebih baik bantu mendoakan, sukur2 kalau bisa sekaligus mengenalkan dengan kandidat yang prospektif untuk jadi pasangan, hehehe..
Jadi, kapan saya kawin (nikah) ? ditunggu ya undangannya :)
Oh ya daripada sibuk bertanya (atau mempertanyakan), lebih baik bantu mendoakan, sukur2 kalau bisa sekaligus mengenalkan dengan kandidat yang prospektif untuk jadi pasangan, hehehe..
Jadi, kapan saya kawin (nikah) ? ditunggu ya undangannya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar