Kamis, 25 Januari 2018

Mulai Dari Mana ?


Harus mulai darimana untuk menyiapkan pernikahan? Pertanyaan ini yang menjadi pertanyaan besar sejak awal memutuskan, “ya, kita akan serius, menikah.” 

Hhmmm.. awalnya saya dan mas pacar (ehm) sedikit berbeda sudut pandang untuk titik mulai persiapan darimana. Saya mulai dari kapan waktunya, lalu ditarik mundur masih ada berapa lama waktu persiapan dan apa saja yang harus dan bisa dilakukan. Sementara mas pacar yang bidangnya akunting-pajak ini mulai dari hitungan, “kita punya berapa, dan untuk melakukan seperti yang kita mau, kita harus menambah berapa dan berapa lama lagi.” Dan tidak ada yang salah dari keduanya, ujungnya akhirnya yah kombinasi dari dua sudut pandang itu.. namanya juga pasangan, harus saling melengkapi kaaannnn #eciyeeehhhh

Kombinasi perfeksionis-detail akhirnya kami membuat perencanaan yang cukup detail dan panjang (catatannya huehehehehe). Akhirnya kami pun punya 1 file excel yang isinya komplet (menurut saya yah hehehe), terdiri dari : 
1. Things to do
2. Timeline
3. Estimasi Budget
4. Perbandingan Vendor Catering & Wedding Package
5. Perbandingan Gedung. 

Seiring dengan berjalannya waktu dan persiapan (tsaaahhhh…) file excel ini pun semakin berkembang dengan tambahan list :   
6. Daftar undangan
7. Dokumen yang diperlukan untuk daftar KUA dan alur KUA
8. Cicilan dan tabungan bersama
9. Estimasi budget dan realisasi budget
10. List lagu

Jadi, file excel itu mirip buku besar persiapan pernikahan kami hahahahaha 

Dari banyak hal yang kami lakukan untuk persiapan, berikut ini insight & tips yang mungkin bisa di share

1. Sepakati tujuan bersama, selaraskan niat

Super Penting!! Dua orang yang berbeda, mulai jalan bersama-sama, akan hidup bersama-sama, harus punya tujuan yang sama, kalo gak yah bisa nyasar. Jalan pakai GPS aja bisa nyasar apalagi ini perjalanan hidup #tsaaaahhhhh

2. Minta doa restu. PENTING BANGET! Apalah artinya rencana tanpa doa restu, hehehe… percayalah doa akan memudahkan langkah 

3. Sepakati konsep acara pernikahan, tema, warna, dll. Budgetnya berapa, pembagian budget sampai pembagian tugas. WAJAR kalau kita maunya banyak, pernikahan impian yang super ideal, tapi LEBIH PENTING untuk REALISTIS dengan BUDGET , dan kesamaan persepsi mengenai acara. 

Ingat resepsi pernikahan itu hanya selangkah dari ribuan atau jutaan langkah yang akan dilalui bersama #eciyeeeeeee…  Jadi jangan sampai yang selangkah ini menutupi banyak hal lain yang lebih penting dan utama.

4. SURVEY! Penting banget untuk survey, online dan offline, mulai dari blogwalking, kepo-in socmed vendor, sampai tanya tetangga sebelah yang baru selesai sewa tenda hehehe.. 

5. Buat catatan, apa saja hal penting yang harus dilakukan, tugas masing-masing, sampai timeline acara. Untuk kombinasi pasangan detail-perfeksionis – pelupa macam kami ini, catatan ini penting banget. Jadi, semuanya bisa di review dari catatan.

6. SALING SUPPORT. Semakin dekat harinya akan semakin mudah terpancing esmosi nyaingi PMS deh, senggol bacoookkkkk... hahahhaa..  Mulai dari hal kecil remeh-temeh sampai hal yang memang penting. Support pasangan itu penting, karena inilah ujian pertama untuk “jalan-bareng-sepanjang-hidup”.  Lebih sabar, mengerti kondisi masing-masing, jadi satu sama lain kalau sedang marah yah bukan jadi bensin yang menyiram apalagi menyulut api.

Last but not least, ingat bahwa tujuan utamanya bukan untuk jalan bareng jadi EO untuk acara satu hari, tapi event yang sebenarnya itu akan berlangsung sepanjang hidup bernama “Pernikahan”. Jangan sampai perencanaan acara sehari merusak perencanaan sepanjang hidup hohohoho #bijakbanget

Sekian dan sampai jumpa di postingan berikutnya.
 

MENGHITUNG HARI



Saatnya tiba!

Sejak pertama kenal, pertama bertemu, memutuskan untuk hubungan yang “serius”, mulai perencanaan, semua prosesnya agak diluar dugaan. Cepat atau lambat sebenarnya relatif, karena ukuran untuk setiap orang berbeda-beda.

Sekarang kombinasi doa dan latihan sabar yang panjang sambil menghitung hari, semoga semuanya dimudahkan dan dilancarkan, penuh keberkahan dan kebaikan, amiiiinnnnn.

Dan sambil menghitung hari, maka lahirlah berbagai tulisan di blog ini sebagai bentuk pelampiasan dan sharing sepanjang persiapan hehehe.. Oleh karena saya juga terbantu dengan blogwalking, mari berbagi juga melalui tulisan, semoga bermanfaat!

Ps: Jangan lupa bantu doa yah... :)

Selasa, 09 Januari 2018

Kapan Kawin?






Disclaimer          : Postingan kali ini bukan tentang film walaupun masih seputar permasalahan yang sama

Sudah nonton film “Kapan Kawin”? Inti filmnya tentang seorang wanita karier yang sukses di usia 30-an yang kerap mendapatkan hujan pertanyaan, “Kapan Kawin?” dari orangtua dan lingkungan sekitarnya. Saya menonton film ini dengan salah seorang sahabat yang kurang lebih kondisi kami berdua serupa dengan tokoh wanita dalam film tersebut (walaupun dengan takaran kesuksesan yang cukup berbeda hehehe). Sepanjang film rasanya suara tawa kami terdengar paling keras di dalam studio karena latar cerita yang memang “gue-banget.” 

Pertanyaan “Kapan Kawin” adalah pertanyaan sakral yang mulai muncul di usia akhir 20an dan frekuensi munculnya pun meningkat secara signifikan seiring dengan pertambahan usia. Setiap kali Idul Fitri atau acara kumpul-kumpul (termasuk kumpul keluarga, tetangga, reuni sekolah dan semua bentuk kumpul2) adalah ajang melatih kreativitas membuat jawaban untuk pertanyaan, “Kapan Kawin?”  

Perasaannya? Awalnya kesal, lalu lama-kelamaan mulai kebas dan terbiasa (walaupun gak bisa juga dibilang cuek). Mungkin mereka terlalu sayang dan peduli jadi terus-menerus menanyakan hal yang sama. Walaupun peduli dan mau tau urusan orang itu bedanya tipis sih hehehe

Kadang-kadang yang bertanya itu mungkin niatnya tulus-murni bertanya, walaupun kadang lupa kalau pertanyaan itu perlu dibarengi dengan empati. “Makanya jangan kerja terus”, “Kebanyakan pilih-pilih sih,” “apa yang dicari sih? Mau yang kayak gimana? apalagi yang ditunggu?” Ah, andai mereka tahu kalau saya pun tidak punya jawabannya, apalagi menerawang kapan dan dengan siapa saya kelak akan menikah. 

Memasuki usia 30 tahun, saya pun sampai pada satu titik untuk berserah diri. Keyakinan bahwa semua akan indah pada waktunya. Allah SWT Maha Tahu waktu yang terbaik untuk mempertemukan saya dengan jodoh saya kelak, dan juga dengan cara yang terbaik. Lalu, sebagai makhlukNya kenapa kita harus meragu dan mempertanyakan sesuatu yang sudah menjadi ketentuanNya? Dan saya pun jadi lebih santai untuk menjawab setiap kali mendapatkan pertanyaan, “Kapan Kawin?”.  Jangan lupa berdoa dan terus percaya bahwa Allah selalu memiliki rencana yang indah untuk setiap hambaNya

Oh ya daripada sibuk bertanya (atau mempertanyakan), lebih baik bantu mendoakan, sukur2 kalau bisa sekaligus mengenalkan dengan kandidat yang prospektif untuk jadi pasangan, hehehe.. 

Jadi, kapan saya kawin (nikah) ? ditunggu ya undangannya :)